Memilih Permukiman Yang Islami


Cermati dalam memilih Perumahan
Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, Makan (bersama-sama mereka) dirumah kamu sendiri atau dirumah bapak-bapakmu, dirumah ibu-ibumu, dirumah saudara- saudaramu yang laki-laki, di rumah saudaramu yang perempuan, dirumah saudara bapakmu yang laki-laki, dirumah saudara bapakmu yang perempuan, dirumah saudara ibumu yang laki-laki, dirumah saudara ibumu yang perempuan, dirumah yang kamu miliki kuncinya[1051] atau dirumah kawan-kawanmu. tidak ada halangan bagi kamu Makan bersama-sama mereka atau sendirian. Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah- rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. ( An-Nur : 61 )


[1051] Maksudnya: rumah yang diserahkan kepadamu mengurusnya.

Dari ayat tersebut diatas jelaslah Islam telah mengajarkan cara berinteraksi dengan sesama muslim lainnya, dengan cara yang beradab dan memperhatikan norma-norma kesopanan yang berlaku dalam masyarakat. Rumahtangga adalah benteng tempat mempertahankan budi dan harga diri. Rumahtangganya orang yang beriman bukanlah rumahtangga yang semrawut. Sekali lintas orang sudah dapat melihat cahaya iman memancar dari dalam rumah itu. Di sana dapat dilihat kedaulatan ayah sebagai nahkoda dan ibu sebagai juru batu dan anak-anak sebagai anggota atau awak kapal yang setia. Di dalam ayat ini diakui dan dijaga kehormatan kepala-kepala rumah tangga itu. Dahulu diterangkan sopan-santun orang lain akan masuk rumah. Sekarang diterangkan lagi sopan-santun isi rumah di dalam rumahnya.

Hunian nyaman, tenang, damai dambaan setiap muslim
Mempunyai rumah yang nyaman merupakan dambaan setiap insan manusia, nyaman disini saya katakana bukan berarti rumah yang mewah, megah lengkap dengan segala perabotnya, tetapi nyaman disini adalah kenyamanan secara jasmani dan rohani, Subhanallah saya yakin semua insan mengharapkan hal itu semua. Secara jasmani rumah adalah tempat berteduh dari panas dan hujan, terpaan angin kencang, dari binatang serta berbagai gangguan lingkungan lainnya. Rumah secara rohani merupakan tempat di mana setiap penghuninya mempunyai rasa kerasan, betah dan nyaman.banyak sekali buku-buku yang mermbahasa tentang bagaimana memilih rumah yang indah , nyaman, damai dan tentunya bahasan ini mudah sekali kita dapatkan, namun bahasan kali ini adalah bagaimana memilih Permukiman yang Islami.

Memilih Lokasi Rumah
Dengan kehidupan saat ini, memilih lokasi rumah merupakan pekerjaan yang dilematis. Kebaikan rumah tangga memerlukan dukungan lingkungan, disisi lain hampir semua tempat kemajemukan masyarakat tak menjamin kesatuan dan persamaan persepsi tentang standar baik atau buruk. Belum lagi problem kemapuan ekonomi keluarga muslim dan kaitannya dengan peluang memilih lokasi yang kondusif. Tatkala keluarga muslim hendak membangun sebuah rumah atau mengkontrak rumah, beberapa hal berikut hendaklah menjai perhatian dan pertimbangan yang serius diantaranya adalah Mengutamakan lingkungan yang shalihah artinya Memilih tetangga sebelum membeli atau mengkontrak rumah merupakan suatu ajaran yang amat luas makna konsekuensinya. Perkara membeli tanah untuk membangun rumah, tempat tinggal, tidaklah semudah membeli baju.pertimbangan awal yang semestinya diagendakan adalah keshalihan bi’ah ( Lingkungan )

Sekarang banyak orang menawarkan komplek perumahan dengan berbagai tipe, bahkan pilihan pilihan selera selebritis atau pejabat menggejala. Persaingan lokasi yang ideal, persaingan fasilitas dan berbagai faktor kenyamanan dan kemewahan lebih banyak mewarnai bisinis properti, akan tetapi sangat sedikit yang berani menawarkan kesalehan lingkungan sebagai alat promosi dalam bisnis perumahan tersebut. Wajar saja bisnis real esate makin menjamur karena bisnis tersebut paling menguntungkan, siapa yang punya lahan mereka dapat membuka perumahan baru, namun di kota semarang menjamurnya bisnis perumahan menjadi perhatian serius oleh pemerintah kota Semarang yaitu dengan dikeluarkannya Perda No. 19/2011 tentang RTRW ( Rencana Tata Ruang Wilayah) termasuk mengatur pengembang perumahan wajib memiliki lahan minimal seluaas 10 m2 (SM 11/6/11) sehingga izin perumahan cluster mulai di tertibkan hal ini di karenakan sebuah perumahan bukan hanya tempat hunian saja melainkan juga di tunjang dengan fasum( fasilitas umum ) dan fasos ( Fasilitas social ). fasilitas umum misalnya, tempat beribadatan taman bermain anak-anak, lapangan Voli, tenis serta ruang publik yang nyaman, fasilitas sosial misalnya balai kesehatan balai tempat rapat warga dll.

Kembali lagi kepada persoalan di atas yaitu jarang sekali pengembang perumahan yang menawarkan kesalehan sebagai alat promosi, menurut saya justru harga termahal merupakan tempat hunian dengan kesalehan lingkungan kenapa saya katakana begitu karena nilainya tak bias di gantikan dengan mata uang, tak bias di rekayasa dengan harta. Kemewahan sebuah rumah bisa dibayar dengan sejumlah uang. Kelengkapan fasilitas bisa tercipta dengan sendirinya, asal tersedia sejumlah dana. Tetapi kesalehan sebuah lingkungan rumah, berapakah harga jualnya? Apakah pembaca berani menawarkan atau menciptakannya?

Dalam memilih lingkungan yang saleh tentunya dapat dilakukan dengan mengamati kondisi sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, dan agama mayoritas warganya.misalnya Lingkungan slum and squatter ( kumuh dan liar ) dengan mayoritas warganya menjadi pengangguran tanpa pekerjaan yang mampu mencukupi kebutuhan pokok mereka, cenderung menjadi sarang berkembangannya berbagai macam penyakit dan kejahatan sosial.

Mengutip dari artikel mengenai Konsep Design Rumah dalam Peradaban Islam yang ditulis Ardy Arsyad, ST, M.Eng. Sc. Ada empat hal yang perlu di perhatikan dalam meilih atau mendesign sebuah hunian Antara lain:
Pertama, kosmologi arsitektur rumah mengandung nilai bahwa alam dan manusia mempunyai misi untuk menyembah Allah SWT. Manusia dianggap sebagai makhluk yang berakal dan berkemauan bebas namun bertanggung jawab kepada sesame manuasia dan alam dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.

Kedua, Arsitektur yang merepresentasi nilai-nilai sejarah dan misi islam yang terlihat dari dinasti-dinasti Islam, politik dan kota-kota Islam.(Baca Tata Kota Menurut Islam, Drs. Dyayadi, MT )
Ketiga, Arsitektur yang menghormati konsep halal-haram sebagaiman yang terdapat dalam hukum Islam.
Keempat, arsitektur yang melambangkan spiritualitas seperti penggunaan hiasan kaligrafi dan arabesques. Ini artinya dalam mendirikan bangunan yang disebut dengan rumah juga harus melandasi dengan berbagai konsep Islam. Konsep Islam ini mutlak kita ketahui dalam memilih sebuah perumahan maupun Hunian mengingat saat ini, banyak di antara umat Islam yang memilih dan mendirikan bangunan terkadang tidak memenuhi konsep-konsep tersebut. Akibatnya rumah tidak memberikan suasana penguatan rohani.

berbeda dengan pendapat Rehman (2002) dalam the Grand tradition of Islamic Architecture menjelaskan bahwa arsitektur yang islami adalah arsitektur yang berlandaskan Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW. Menurutnya, Bangunan arsitektur itu harus sesuai dengan nilai-nilai:
Pertama adalah tauhid dan risalah. Bangunan didirikan tidak ada didalamnya unsur syirik dalam pembuatannya, desain dan ornament di dalamnya (termasuk didalamnya penggunaan patung). Bangunan itu tidak dibuat dengan mengotori atau merusak alam, binatang dan tumbuhan. Oleh karena itu, hiasan dan ornament interior dalam aristektur Islam banyak menggunakan motif tumbuhan (arabesques), kaligrafi dan geometri.
Kedua, Al-Qur’an memberikan kesadaran akan lingkungan dan realitas lingkungan. Diantaranya adalah struktur matematika dalam Al-Qu’ran yang menghubungkan intelektual dan spiritual Islam dan Matematika sebagaimana yang terkandung dalam struktur dari Al-Qur’an sendiri dan simbol-simbol numeric dari huruf dan kata. Oleh karena itu, seni arsitektur Islam berkembang dalam konsep geometri, astronomi dan metafisik. Konsep ini dapat dilihat di QS 3:191
Ketiga, Konsep Desain berbasis geometri murni. Bangunan memiliki “badan” yang didesain dengan konsep geometri. Adapun jiwanya dapat didesain dengan memodifikasi pencahayaan, ventilasi, efek suara, landskap, warna, teksture, dan interior dan eksterior. Konsep ini bisa dilihat dari rumah-rumah, masjid, makam, atau tamam.
Empat, konsep Surga di Bumi. Dalam QS 2:82 dan 55:46-47, Allah SWT mendeskripsikan taman-taman Surga. Arsitektur Islam sangat dipengaruhi dengan konsep taman dan courtyard( Halaman) sehingga landskap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari bangunan.
Kelima, konsep cahaya. Cahaya sebagai simbol spiritualitas dikenal dalam dunia sufi. Arsitektur Islam mendesain pencahayaan, bayang-bayang, panas dan dingin dari angin, air beserta efek pendinginnya, dan tanah. Tujuannya adalah agar komponen insulating ini harmonis dengan alam. Konsep dan nilai tersebut diatas merupakan framework dalam mendesain rumah yang memiliki nilai-nilai Islam dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Kelima aspek yang telah di sampekan oleh Rehman (2002) perlu di jadikan pertimbangan ketika kita memilih sebuah perumahan maupun Hunian, beberapa anjuran lain diantaranya :
Menghindari lingkungan yang merusak, Lingkungan amat berpengaruh pada kepribadian harganya, masyarakat yang tidak memegang nilai-nilai kebaikan akan memungkinkan terjadinya berbagai bentuk penyimpangan dan penyelewengan. Mulai dari penyimpangan akidah dengan munculnya berbagai khurafat, bid’ah, tahayul, perdukunan dsb. Lingkungan seperti ini jelas tidak kondusif dalam upaya menjaga dan meningkatkan kebaikan serta ketakwaan penghuninya. Sebaiknya menghindari, membangun rumah atau mengkontrak rumah dilingkungan seperti itu.
Memiliki batas dengan jarak yang cukup, Pertimbangan berikutnya adalah bangunan rumah yang akan didirikan atau di kontrak, diusahakan memiliki jarak yang cukup dengan tetangga kanan kiri, depan dan belakang. Rumah kaplingan yang pembatas antar rumah hanyalah satu tembok, sangat memungkinkan terjadinya banyak masalah. Ventilasi menjadi kurang lancar lantaran tanah habis untuk bangunan rumah. Suara-suara aktivitas suatu keluarga terdengar dan rumah tanggapun terganggu.untuk itu perlu adanya jarak antar bangunan yang dibuat oleh keluarga muslim dengan rumah tetangga-tetangga kanan-kiri, depan dan belakang. Amat ideal rumah tersebut menghadap ke jalan umum atau gang untuk umum.
Mengutamakan yang dekat dengan masjid atau Mushala, sebuah alasan memilih hunian dekat dengan masjid dan mushala di karenakan hal tersebut akan menjadikan fungsi untuk menjaga keluarga dan masyarakat dalam kebaikan. Apabila tidak ditemukan loksi yang dekat masjid atau mushala, akan lebih bangus keluarga muslim bersama-sama dengan masyarakat setempat membangun masjid atau mushala sebagai pusat aktivitas ibdah. Sekalipun langkah kaki menuju masjid mendapatkan pahala, namun banyak sekali masyarakat yang jauh dengan masjid atau mushala sehingga berdampak jauh pula terhadap aktivitas masjid
Demikian sekelumit tentang memilih hunian/ permukiman yang Islami, semoga menjadi inspirasi para pembaca ketika akan membeli rumah atau mengkontrak rumah. Insya Allah ketika kita memiliki mimpi yang begitu besar didasari dengan keinginan luhur, Berdo’a, Usaha, ihktiar dan tawakal maka mimpi kita akan terwujud. Saya doakan semoga para pembaca yang budiman akan mendapatkan Hunian/ permukiman yang layak dimata Allah. Sesuai dengan anjuran Al-Quran dan Hadist. Amin

Referensi Gambar
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKmo9D2bq8op3Yp-vflFKHe-Zn2mUQeOE-dxtMpNcVzGG7mIECclJv00ec3a2Wovu7mKmYctNvgVSHHDCSdBvtckPt6ALsAso_MK1OIiVM9EavFIJky8AsozRxY8LU2YrvXiFD6DpgxF5-/s1600/komplek+perumahan+bebas+banjir+1.jpg

Semarang, 20 Juni 2011

Setiawan Widiyoko

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran anda adalah cambuk motifasi penulis