Hotel Prodeo di Tengah Tol Brexit

Sumber: Daily mail onlin
Delapan belas orang tewas karena serangan jantung, kelelahan panas saat kemacetan lalu lintas pada persimpangan horor jalan di indonesia, Berita ini ramai di perbincangkan di negara tetangga. Hanya saja  bedanya jika kelompok Britania untuk keluar dari Uni Eropa namanya Brexit sedangkan  Indonesia menyebutnya dengan Brebes Exit (Mail online). 


Kejadian ini dapat dikatakan preseden  buruk terhadap sistem transportasi di Indonesia. Perpanjangan jalan, pelebaran jalan nampaknya hanya di peruntukkan bagi sebagian orang mampu yang memiliki kendaraan roda empat.  Mimpi untuk memiliki public transport yang humanis masih menjadi onani belaka. Negara harus belajar dari kejadian Brexit ini kata Hidayat Nur Wahid kepada Republika.co.id.

Seperti yang dikisahkan ,  keluarga yang dari Slawi,, Tegal, Jakarta, Bandung, Tangerang dan Bekasi. Mereka merencanakan mudik sebelum hari H dengan harapan dapat mengikuti shalat idhul fitri di kampung. Namun siapa sangka jika mereka harus menginap di hotel prodeo  tol Brexit.

Saya katakan sebagai hotel prodeo yang jelas minim fasilitas, dan ini lebih menyakitkan ketimbang hotel prodeo yang sebenarnya. pengelola masih memberikan makan tiga kali sehari, pagi, siang dan sore, fasilitas mandi cuci kencing disediakan, tempat peribadatanpun disediakan. di Brexit tak satupun fasilitas ada.
Sumber: Daily mail online

Namun siapa sangka, mereka dipaksakan untuk menginap di tol Brexit untuk beberapa hari, karena antrian panjang besi bermesin penumpang manusia, penebar racun di udara seperti karbon monoksida (Co), berbagai senyawa Hidrokarbon, berbagai Hidro Oksida Nitrogen (Nox), dan partikular debu termasuk timbel (PB). bayangkan jika racun berbaya masuk dalam paru paru manusia utuk waktu yang relatif lebih dari 24 jam dengan suhu udara panas tanpa adanya penghijauan disekitar.

kerugian pemudik di Brexit seperti BBM terbuang sia sia, parkir kendaraan berjam jam, sahur dan buka buasa ala kadarnya, penyakit kambuh tak ada penolongnya.

Seperti memanggang manusia dalam kotak yang minim udara bersih. berita kematian delapan orang tewas dalam tol Brexit menjadi cerita sejarah Indonesia. Lebih baik mati di medan perang dari pada lari sebagai pecundang semboyan ini tertanam dalam jiwa TNI. lain halnya di Brexit berjuang untuk keluar tol akhirnyapun mati dan negara menolak disalahkan, mungkinkah gugatan secara perdata dan pidana kepada pengelola tol dapat dilakukan untuk keadilan dan kemanusiaan.

Alat Politik
Berita kematian pemudik ini pun kian santer di perbincangkan oleh para politikus, bahkan kecaman kepada para menteri agar mundur dari jabatannya. paling enak menyalahkan dan memberikan saran, saya melihatnya dari sisi masyarakat kecil, baiknya persoalan ini dibicarakan baik-baik seluruh pemangku kepentingan agar di evaluasi misalnya seperti pengelola tol, dinas perhubungan, kepolisian, dinas kesehatan khusunya untuk persiapan arus mudik maupun balik lebaran.

Nyampah di Brexit
Sumber: Antara
Inilah Indonesiaku, kemacetan Brexit membawa dampak buruk juga terhadap lingkungan sekitar tol. mobil mewah, kantong tebal, intelektual mumpuni tapi moral rendah karena membuang sampah sembarangan melalui jendela atau pintu mobil. pemudik menyalahkan pengelola tol, tanpa berfikir bagaimana nantinya pasukan kuning akan membereskan sampah berserakan di jalan bebas hambatan itu.

Semoga kejadian ini tidak akan terulang di tahun 2017, saat musim mudik dan balik pemerintah khususnya dinas perhubungan harus menyediakan moda transportasi udara seperti Helikopter sebagai antisipasi pelayanan kesehatan jika terjadi kecelakaan oleh pengendara di dalam jalan tol yang lalu lintasnya macet.

Membuat SPBU bayangan di ruas tol yang sekiranya jauh dari Pom Bensin, upaya ini dilakukan agar tidak terjadi penjualan bensin per liter 30.000-50.000 oleh sebagian masyarakat.

Segera menghidupkan kembali stasiun stasiuan bangunan Belanda di Jawa tengah, sebagai upaya untuk memberikan pelayanan kepada pemudik tidak harus menggunakan kendaraan pribadi. serta menambah armada bus mudik gratis yang dibiayai oleh pemerintah maupun lembaga swasta melalu dana CSR.

Grobogan, 10 Juli 2016
Salam

Setiawan Widiyoko


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran anda adalah cambuk motifasi penulis