PERENCANAAN TATA RUANG BERBASIS ISLAM DAN KERAKYATAN

Ilustrasi gambar di ambil dari Google

Perkembangan kota di barengi dengan pertambahan penduduk yang terjadi selama ini menjadikan semakin sempitnya lahan di perkotaan, berharap pembangunan dan perkembangan kota menuju Button Up Top Down yaitu perekembangan kota mengarah kepada masyarakat lapisan bawah, harapannya perkembangan kota merupakan investasi masa depan yang diperuntukkan untuk generasi 10-30 tahun ke depan, tetapi terkadang hal itu menjadi sebuah konsep onani belaka, artinya hangat-hangat tai ayam. Kebijakan Pembangunan kota yang tidak didasari dengan  hati nurani dan tidak berpedomana pada ajaran Islam terkadang akan menimbulkan suatu permasalahan yang lebih besar, sudah banyak kasus-kasus Tata Ruang kota yang perencanaannya tidak berpedomana pada nilai-nilai islam, akhirnya yang terjadi adalah kerusakan, bencana .

DISPARITAS PEMBANGUNAN

Kontras Pembangunan desa dan kota berdampak kepada Urbanisasi

SEUSAI Lebaran Pemprov DKI Jakarta selalu menggelar Operasi Yustisi Kependudukan (OYK) seperti dilaksanakan mulai awal September 2013. Upaya itu tidak pernah efektif membendung pendatang baru ke Ibu Kota. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta memprediksi 52 ribu pendatang baru usai Lebaran 2013. Mengingat OYK tidak efektif menekan laju urbanisasi, Gubernur Joko Widodo berniat menggantinya dengan kegiatan Pembinaan Kependudukan.
Sebagai tradisi generik bangsa Indonesia, ritual mudik Lebaran merupakan keajaiban budaya. Beberapa hari menjelang Idul Fitri, warga bergerak dalam jumlah sangat menakjubkan dari kota ke desa, sebagaimana makna harfiah kata mudik. Setelah merayakan Lebaran di kampung halaman, secara bergelombang kaum urban kembali ke kota tempat mereka mengais rezeki. Jumlah arus balik tersebut lebih banyak dibanding arus mudik karena terkandung fenomena sosial migrasi berantai.
Migrasi jenis ini mengandalkan hubungan kekerabatan. Mereka yang lebih dulu berhasil merantau ke kota akan mengajak dan menanggung kehidupan para kerabatnya. Akan banyak dijumpai wajah baru membanjiri kota bersama arus balik. Kemenakertrans memprediksi jumlah urbanisasi pasca-Lebaran 2013 ini mencapai 1 juta orang.