Dokpri: Terlihat udara bercampur polisi di atas perkotaan |
Pernah suatu hari seorang kakek
bercerita tentang masa kecilnya atau sekitar 60 tahun yang lalu. Dalam ceritanya
mengisahkan tentang kehidupan pada saat itu, ia mengembala ratusan ternak, saat
siang mereka berteduh di rerimbunan pohon sambil menyantap makanan bawaan dari
rumah. Begitupun juga para petani yang memanfaatkan rerimbunan pohon untuk
berteduh dari teriknya matahari. Saat inipun kita masih dapat menikmati udara
yang sejuk di pegununangan, atau menikmati rerimbunan pohon di
pedesaan,meskipun suhunya kadang panas tidak sedingin yang dulu. lantas bagaimana Islam memandang kota hijau.
Memang kondisi bumi saat ini semakin
panas atau dalam bahasa kerennya Climate Change, banyak megara maju takut
adanya kejadian tersebut. ini karena pembangunan yang tidak dilandasi dengan
konsep yang memperdulikan masa depan. Naif kiranya jika kita melupakan apa yang
disampaikan Rasulullah SAW, jauh-jauh hari sudah menegaskan pentingnya menjaga
lingkungan perkotaan. Rasulullah SAW memberikan contoh kota Madinah, dimana
beliau mempertahankan pepohonan dan melarang menebang atau merusak/menggangu
lingkungan kota tersebut. Hal ini sesuai dengan sabda beliau
“kota Madinah suci dari batas situ hingga kesitu. Pohon-pohonnya tidak
boleh ditebang dan tidak boleh melakukan kejahatan didalammnya. Barang siapa
melakukankejahatan, ia akan mendapatkan kutuk Allah, kutuk malaikat, dan
manusia seluruhnya” (HR Al-Bukhari)
Kota hijau akan menjadi mimpi dan
onani belaka tatkala tidak ada action
dari masing masing individu. Karena kota hijau bermula dari moral manusia yang
memperdulikan akan lingkungan sekitar. Sekali kali atau beribu-ribu kali
baiknya kita memikirkan bagaimana sebuah kota ditengah rerimbunan pohon, dengan
gedung-gedung yang menggunakan tenaga matahari (sollar cell) sebagai pembangkit energi,, memakai lampu hemat
listrik, dan adanya skema daur ulang limbah. Sebuah kota dengan sarana
transportasi massa yang efisien dan kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang
digerakkan dengan listrik sehingga tidak memuntahkan polusi.
Negara Jepang saat ini beberapa
daerah sudah menggunakan Sollar Cell,
mereka sadar bahwa matahari tidak terbit setiap hari seperti negara-negara yang
memiliki dua musim. Teknologi ini mereka gunakan sebagai langkah untuk
menghemat energi, sollar cell mereka
tempatkan di atap rumah, panas yang tersimpan dalam cell di olah untuk menjadi
listrik. Semoga di Indonesia dapat menggunakan teknologi tersebut sebagai upaya
untuk menuju Kota Hijau.
Kita masih memiliki harapan untuk
mewujudkan kota hijau yang bersih. Tapi apakah kita mampu mewujudkannya
sedangkan diri kita saja belum mampu untuk sedikit peduli pada lingkungan alam
sekitar. Karena tuntutan untuk menjadi kota hijau kita harus sadar benar akan pentingnya
keberlanjutan lingkungan, dan kita harus sadar betul bahwa rusaknya lingkungan
perkotaan berakibat buruk seperti Banjir, tanah longsor, panasnya suhu
perkotaan dan lebih parahnya lagi mahalnya udara bersih di perkotaan.
Memang benar pembangunan harus
merata sesuai amanat UU 1945, pelaksana
pembangunan juga di wajibkan untuk tidak merusak lingkungan dalam
pengerjaannya, bahkan pelaksana pembangunan dalam perencanannya harus
memperhatikan budaya, sosial dan norma norma yang berkembang dalam masyarakat. Masyrakatpun
boleh menolak dan menggugat atas pembangunan yang dilaksanakan pemerintah hal
ini juga di atur dalam UU Tata Ruang.
Pasti kita pernah melihat pohon yang
besar berumur puluhan tahun bahkan ratusan harus di tebang karena alasan
pembangunan. Atau menebang pohon karena alasan akar pohon telah merusak dinding
bangunan dan lantai. Tentu kita tidak dapat menyalahkan pohon secara sepihak,
bandingkan manfaat pohon untuk kehidupan manusia ketimbang fasilitas manusia,
lebih baikkah mana kesehatan atau keindahan tentu dua duanya memiliki nilai
yang berbeda, alangkah baiknya jika keduanya kita padukan meskipun sedikit kita
harus mengalah.
Dokpri: Pohon di Trotoar kota Beijing |
Dokpri: Pohon di Beijing |
Dokpri: Pohon di lilit agar tidak rusak dan mati |
Batang Pohon di lilis menggunakan tali hal ini agar batang pohon tidak rusak , begitu pedulinya mereka terhadap pohon, semoga indonesia dapat mencontoh kebaikan itu.
Negara China sangat peduli dengan
pepohonan, mereka sangat takut sekali merusakan pohon, bahkan banyak diantara
pohon mereka pindahkan agar tetap hidup ditempat yang baru. Atau jika pohon
yang sekiranya tidak dapat menopang rantingnya maka mereka buatkan penyangga
dengan besi yang di cor dengan semen lalu di cat layaknya warna pohon yang di
sangga. Berbeda dengan di Indonesia, lebih baik di tebang dari pada
memindahkan, karena memindahkan lebih susah. Ini pikiran yang keliru dan harus
di luruskan karena orang orang tersebutlah yang memiliki moral tidak peduli
dengan lingkungan.
Islam telah mengajarkan bahwa
menebang pohon di dalam kota (kota madinah) berarti perbuatan dosa/terlarang. Artinya
rasulullah SAW yang merupakan manusia pilihan Alllah telah mengajarkan kaum
muslimin supaya tidak suka menebang pohon yang tumbuh dalam kota. Justru
seharusnya kita gemar menanam pepohonan yang dampaknya akan menciptkan
lingkunga kota hijau, sejuk, asri dan mengurangi polusi udara.
Pemilik rumah harus mengalah dengan pohon |
Pada zaman Rasulullah SAW belum ada
mobil, sepeda motor, bus kota, dan sebagainya yang menimbulkan polutan. Namun Rasulullah
SAW telah menunjukkan mukjizatnya bahwa kelak kita akan memutuhkan banyak
pepohonan bukan hanya di Madinah sebagai kota Suci, melainkan juga untuk
lingkungan dimana saja kita bermukim.
Islam hendaknya menjadi pelopor
dalam menjaga kelestarian dan keserasian
lingkungan, sebab dalam berbagai ayat Al-Quran Allah telah melarang umat islam
merusak ekosistemnya atau lingkungan hidupnya. Jika kita melanggar maka sama
halnya kita melakukan dosa besar karena kita akan menyengsarakan banyak manusia
dikemudian hari. Adapun kesengsaraan itu seperti masyarakat harus menanggung sosial cost akibat ulah orang-orang yang
tidak bertanggung jawab. Allah telah berfirman:
“Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum)
bagi Bani Israil,bahwa barang siapa yang membunuh manusia, bukan karena orang
itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi,
maka seakan akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang
memelihara kehidupan seseorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara
kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka
rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak diantara mereka sesudah itu sengguh-sungguh melampui batas dalam berbuat
kerusakan-kerusakan dimuka bumi.” (Al-Ma’idah:32)
Perbuatan pengrusakan lingkungan
adalah suatu kejahatan, maka islam mengajarkan melarang keras umatnya untuk
tidak melakukan pengrusakan lingkungan. jika kita tidak mematuhi aturah yang
sudah diperintahkan dalam Al Qur-an maka tunggulah balasannya, bencana akan
mengintai kehidupan kita semua. semoga kita tidak termasuk dalam
golongan-golongan yang dibenci Allah SWT.
Grobogan, 19 April 2016
Setiawan Widiyoko
Sumber gambar: umahdiy.com/rumah-unik/bangunan-bangunan-unik-yang-bersahabat-dengan-pohon-di-sekitarnya/attachment/pohon-besar-di-dalam-rumah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saran anda adalah cambuk motifasi penulis